Rabu, 28 Maret 2012

ku yakin cinta by d'cinnamons


intro: f# d#m b c# (2x)

  f#               d#m
ku datang mencari satu alasan
               b
tuk menepis semua keraguan
          g#m   c#
di dalam hatiku ini
 f#                    d#m
benarkah bahwa cinta mampu mengobati
        b
segala rasa sakitku ini
             g#m               c#
ingin ku percaya, ingin ku percaya


          f#                d#m
kau bilang cinta slalu mengerti
          b           c#
kau bilang cinta tak salah
          f#                    d#m
kau bilang cinta kan saling percaya
           b      c#
na ra ra ra ram hmmm


interlude: f# d#m b c# (2x)

  f#                 d#m
ku kira ku tak kan mampu sadari
            b
ketulusan cinta yang sempurna
           g#m            c#  
di balik semua kekurangan ini
       f#
namun denganmu
          d#m
ku tahu cinta kan mengobati
         b
segala hampa hatiku ini
            g#m              c#
kini ku percaya, kini ku percaya


        f#                 d#m
ku yakin cinta selalu mengerti
        b           c#
ku yakin cinta tak salah
        f#                d#m
ku yakin cinta saling percaya
           b      c#
na ra ra ra ram hmmm


        f#                 d#m
yakinlah cinta selalu mengerti
        b           c#
yakinlah cinta tak salah
        f#                    d#m
yakinlah cinta kan saling percaya
           b       c#
na ra ra ra ram hmmm


f# d#m b c#  f# d#m b c#  f#m7
hooooooooooou oh yeeaah

Selasa, 20 Maret 2012

WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)

Am x4
Am                          C
A blinding flash of white light
G               Am
Lit up the sky over Gaza tonight
Am                  C
People running for cover
G                     Am
Not knowing whether they’re dead or alive
Dm                                        Am
They came with their tanks and their planes
Dm                       Am
With ravaging fiery flames
Dm                 F
And nothing remains
C                       G
Just a voice rising up in the smoky haze
F       C
We will not go down
Am               G
In the night, without a fight
F                            C
You can burn up our mosques and our homes and our schools
Am                 G
But our spirit will never die
Am      G
We will not go down
Am
In Gaza tonight
Am                 C
Women and children alike
G                   Am
Murdered and massacred night after night
Am                               C
While the so-called leaders of countries afar
G                       Am
Debated on who’s wrong or right
Dm                                   Am
But their powerless words were in vain
Dm                                   Am
And the bombs fell down like acid rain
G                               Am
But through the tears and the blood and the pain
C                                  Em
You can still hear that voice through the smoky haze
F       C
We will not go down
Am               G
In the night, without a fight
F                            C
You can burn up our mosques and our homes and our schools
Am                 G
But our spirit will never die
Am      G
We will not go down
Am
In Gaza tonight
F       C
We will not go down
Am               G
In the night, without a fight
F                            C
You can burn up our mosques and our homes and our schools
Am                 G
But our spirit will never die
F       C
We will not go down
Am               G
In the night, without a fight
Am      G
We will not go down
Am
In Gaza tonight

Cahaya untuk gaza

Cahaya putih yang membutakan mata
Menyala terang di langit Gaza malam ini
Orang-orang berlarian untuk berlindung
Tanpa tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati
Mereka datang dengan tank dan pesawat
Dengan berkobaran api yang merusak
Dan tak ada yang tersisa
Hanya suara yang terdengar di tengah asap tebal
Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Kalian bisa membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Di Gaza malam ini
Wanita dan anak-anak
Dibunuh dan dibantai tiap malam
Sementara para pemimpin nun jauh di sana
Berdebat tentang siapa yg salah & benar
Tapi kata-kata mereka sedang dalam kesakitan
Dan bom-bom pun berjatuhan seperti hujam asam
Tapi melalui tetes air mata dan darah serta rasa sakit
Anda masih bisa mendengar suara itu di tengah asap tebal
Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Kalian bisa membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Di Gaza malam ini

Jumat, 02 Maret 2012

Kupu_kupu


Menjadi kupu yang sehat

Terbawa angin berkilau
Sekarang kupergi untuk bertemu dikau
Hal yang bukan urusanmu
Lebih baik lupakan saja
Tidak ada waktu untuk bermain-main


Tetapi wow wow wow wow wow
Bisa dicapai dilangit ini
Tetapi wow wow wow wow wow
Kita tidak tahu rencana esok hari

Setelah mimpi panjang tiada akhir di dunia sepi
Indah pikiran bersemangat
Kelihatannya akan kalah
Tapi kepak sayap tiada arahnya
Hanya berhayal pasti kan bisa terbang
Oh sayangku

sandi geometrik

Geometri secara Makro

Geometri merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada pada alam hingga bentuk yang merupakan suatu arsitektur. Namun apakah setiap bentuk dalam arsitektur pasti terdiri dari elemen geometri? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, maka sebaiknya dikenal lebih dahulu apa itu yang disebut dengan geometri. Menurut World Book Encyclopedia, geometri didefinisikan sebagai berikut:
Geometry is a branch of mathematics. It involves studying the shape, size, and position of geometric figures. These figures include plane (flat) figures, such as triangles and rectangles, and solid (three-dimensional) figures, such as cubes and spheres ” (The World Book Encyclopedia, 1993)
Dalam definisi tersebut, dijelaskan bahwa geometri merupakan suatu ilmu matematika yang sangat terkait dengan bentuk, ukuran, dan pemposisian. Definisi ini sangat luas, sehingga dengan hanya berpedoman pada definisi ini, maka tiap bentuk dapat dikategorikan sebagai suatu geometri dan juga terdiri dari elemen geometri. Josef Muller-Brockmann menjelaskan bahwa dalam geometri: “The proportions of the formal elements and their intermediate spaces are almost always related to certain numerical progressions logically followed out” (Elam, 2001: 5).
Menurut penjelasan tambahan dari Muller-Brockmann, proporsi dari elemen formal dan ruang dalam geometri selalu terkait dengan perhitungan numerik yang logis. Sebagai salah satu ilmu matematika, geometri tentunya memiliki aturan-aturan yang membatasi bentuk yang dimilikinya.
Dengan sifat bentuk geometri yang terkait dengan elemen numerik dan harus memiliki suatu bentuk yang logis, maka variasi bentuk pada geometri pun menjadi berkurang. Objek-objek yang bersifat abstrak, cenderung memiliki bentuk yang tidak logis dan tidak dapat didefinisikan sebagai bentuk numerik. Hal ini dikarenakan elemen-elemen pembentuknya tidak terukur. Oleh karena itu objek-objek ini tidak dapat dikategorikan sebagai bentuk geometri.

Geometri dan Arsitektur

Pengertian arsitektur yang terdapat dalam buku Hybrid Space adalah: “The art or science of building; specify: the art or practice of designing structures and esp. inhabitable ones” (Zellner, 1999: 9). Pengertian ini lebih menyempitkan pengertian arsitektur sebagai suatu seni. Suatu seni tentunya ditujukan untuk dapat menghasilkan suatu yang memiliki nilai keindahan.
Kimberly Elam mengemukakan bahwa “Architecture has some of the strongest educational ties to geometric organization because of the necessity for order and efficiency in construction, and the desire to create aesthetically pleasing structures” (Elam, 2001: 101). Ia menjelaskan bahwa arsitektur memiliki hubungan yang kuat dengan geometri. Salah satu yang menghubungkan antara kedua hal ini adalah nilai estetis.
Dari pendapat di atas didapat bahwa geometri dapat menjadi salah satu elemen yang dapat menjadikan suatu karya arsitektur memiliki nilai estetis. Tapi tentunya untuk menimbulkan nilai estetis ini, maka karya arsitektur tersebut kemudian dibatasi dengan aturan-aturan geometri yang ada. Dengan adanya aturan ini, bentuk yang dihasilkan menjadi terikat. Salah satu contoh lain aturan geometri adalah golden section.
Arsitek romawi bernama Marcus Vitruvius menjelaskan bahwa pembangun harus selalu menggunakan rasio yang tepat dalam pembangunan suatu kuil, sepertinya pernyataannya “for without symmetry and proportion, no temple can have a regular plan” (Vitruvius, 1960). Tiap kuil yang ada pada saat itu, harus menggunakan aturan golden section, sehingga bentuk kuil pada saat itu tidak beragam dan memiliki standar yang sama. Dengan bentuk yang dibatasi oleh aturan golden section tersebut, tentu saja para arsitek pada saat itu tidak dapat mengeluarkan ide kreatif mereka, sehingga keragaman arsitektur pada saat itu sangat berkurang.
The purpose of geometry of design is not to quantify aesthetics through geometry but rather to reveal visual relationships that have foundations in the essential qualities of life such as proportion and growth patterns as well as mathematics. Its purpose is to lend insight into the design process and give visual coherence to design through visual structure. It is through this insight that the artist or designer may find worth and value for themselves and their own work”(Elam, 2001: 5).
Penjelasan Kimberly Elam menyangkut fungsi geometri di atas, menjelaskan bahwa geometri memiliki fungsi yang relevan dalam memperlihatkan hubungan visual suatu objek dari segi proporsi, dan juga pola perkembangan objek tersebut.
Hal ini juga banyak diterapkan oleh bangunan pada saat itu. Pada saat itu, lukisan dan bangunan yang tidak menggunakan prinsip geometri tidak dapat dianggap suatu yang indah. Banyak lukisan-lukisan dan bentuk yang tidak menggunakan aturan geometri. Walaupun tidak menerapkan aturan ini, lukisan ataupun bentuk tersebut dapat dikategorikan sebagai suatu yang indah. Terlihat bahwa kaidah geometri dalam suatu desain dapat membatasi variasi desain yang dihasilkan. Selain dari penggunaan geometri sebagai pemvisualisasian hubungan dan proporsi dari suatu objek, geometri juga memiliki fungsi sebagai suatu kaidah yang digunakan untuk memberi ukuran pada bangunan dan bentuk.

Geometri sebagai Pengukur

Le Corbusier menjelaskan bahwa: “Even the earliest and most primitive architect developed the use of a regulating unit of measure such as a hand, or foot, or forearm in order to systemize and bring order to the task. At the same time the proportions of the structure corresponded to human scale” (Elam, 2001: 22).
Dari penjelasannya di atas, Le Corbusier menganggap bahwa geometri sangat memiliki keterkaitan dengan ukuran, yang kemudian akan membentuk suatu aturan dalam bangunan tersebut. Dan ia juga menyebutkan bahwa proporsi suatu struktur, sangat berkaitan dengan skala manusia. Hal ini yang kemudian membentuk suatu aturan baru, yaitu bagaimana suatu struktur harus relevan dengan skala manusia sebagai pengguna struktur tersebut.
Anggapan Le Corbusier ini benar. Dalam penciptaan suatu ruang, maka arsitek harus menggunakan skala manusia. Namun, pada saat ini, ruang tidak hanya berfungsi sebagai wadah bagi kegiatan manusia, dan tidak seterusnya hanya bergantung kepada nilai fungsional. Kini aturan geometri yang dijelaskan Le Corbusier, sudah dapat dipatahkan, dengan adanya bentuk arsitektur yang tidak berlandaskan skala manusia. Dari paragraf di atas, terlihat sekali lagi bahwa geometri sebagai pembentuk aturan dalam bentuk, dapat mengikat hasil perancangan arsitektur.

Geometri dan Perkembangannya

Pada tahun 1545, Sebastiano Serlio mengemukakan bahwa: “How needful and necessary the most secret art of geometry is – without it the architect is no more than a stone despoil” (Evans, 1995: 26). Ia menganggap geometri sebagai sesuatu yang sangat diperlukan dan penting. Tanpa menggunakan kaidah geometri, maka seorang arsitek tidak lebih dari penyusun batu.
Anggapan Serlio tidak dapat dianggap benar pada saat ini. Kini pemaknaan dan pencarian bentuk semakin meluas dengan terus ditemukannya metode pencarian bentuk. Banyak munculnya metode baru tersebut, tiada lain dikarenakan perkembangan teknologi. Bart Lootsma mengemukakan bahwa: “The radicalization of modernity that has been triggered by the computer means that it has become increasingly difficult to fall back on traditions: more than ever, we must reflect on what the future will bring” (Zellner, 1999: 7).
Ia menjelaskan bahwa dengan adanya perubahan zaman, maka akan sulit jika kita kembali terikat dengan sesuatu yang konvensional dan tradisional. Sebaiknya segala sesuatu harus dapat merefleksikan apa yang akan dibawa oleh masa depan. Hal ini yang kemudian mematahkan anggapan konvensional Serlio mengenai geometri. Kini zaman telah berubah, sehingga dalam pencarian suatu bentuk, tidak harus digunakan kaidah-kaidah geometri. Banyak terdapat metode-metode lain yang dapat berbeda dengan prinsip geometri.
Peter Zellner mengemukakan bahwa: “Through visual and non-visual means of mobile cognition – satellite imaging, electron scanning or heat-sensing – structures and buildings are being set free from a conventional linear viewpoint. Buildings can become less like icons of fixity and immobility and more like inclusive fields of organized materialization ” (Zellner, 1999: 9).
Ia menjelaskan bahwa kini bangunan sudah terbebas dari pandangan konvensional. Dengan adanya teknologi-teknologi yang maju, kini pandangan linear sudah tidak dapat membatasi suatu bentuk. Begitu pula dengan kaidah geometri konvensional seperti golden section. Kini bentuk tidak dapat hanya dilihat dari satu tampak, namun suatu bentuk harus dicitrakan sebagai suatu kesatuan solid dengan tiga dimensi.

Geometri Topologi

Topologi, merupakan salah satu ilmu matematika yang berkaitan erat dengan geometri. Menurut Peter Zellner: “Topology involves the study of strange surfaces that can be transformed without collapsing or breaking because of the rubbery structure of their surfaces” (Zellner, 1999: 12). Menurutnya, topologi sangat berkaitan erat dengan transformasi bentuk. Tentunya topologi juga memiliki aturan dalam pengembangan suatu bentuk.
World Book Encyclopedia mendefinisikan topologi sebagai berikut. “Topology is a branch of mathematics that explores certain properties of geometrical figures. The properties are those that do not change when the figures are deformed by bending, stretching, or moulding ” (The World Book of Encyclopedia, 1993). Dari penjelasan ini terdapat aturan dalam proses transformasi, yaitu suatu objek hanya dapat di deformasi secara bending, stretching, dan moulding.
Aturan ini juga menyebutkan, dalam deformasi tersebut, tidak boleh terdapat suatu pemotongan. Hal ini dikarenakan keterkaitan topologi dengan istilah genus, yaitu jumlah rongga yang ada pada suatu objek. Yang ingin dijelaskan dari pengertian topologi ini adalah bagaimana sekali lagi suatu aturan dalam geometri dapat membatasi proses transformasi pada bentuk.

Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa geometri sebagai objek secara otomatis sudah menjadi bagian dari suatu bentuk. Ia tidak mengikat bentuk pada arsitekur. Yang dianggap mengikat pada paragraf-paragraf di atas ialah aturan-aturan yang dimiliki oleh suatu bentuk geometri, sehingga aturan tersebut dapat membatasi penciptaan suatu bentuk baru pada arsitektur. Oleh karena itu, maka geometri dengan segala aturan-aturannya, dapat mengikat dalam penciptaan bentuk arsitektur, sehingga dalam pengembangan variasi bentuk arsitektur, tidak akan muncul sesuatu yang unik

Kamis, 01 Maret 2012

uks


USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD/MI)
1. LATAR BELAKANG
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggungjawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing untuk menghayati menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Merupakan program terpadu 4 departemen : Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Agama.
2. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan UKS adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan lingkungan sekolah serta seluruh warga sekolah pada setiap jalur, jenis, jenjang pendidikan mulai TK/RA sampa SMA/SMK/MA
3. TUJUAN
Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun warga sekolah serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
4. SASARAN
Sasaran UKS adalah peserta didik sekolah / madrasah, Satuan Pendidikan Luar Sekolah, Guru, pamong Belajar, Pengelola Pendidikan, pengelola Kesehatan dan masyarakat.
5. ORGANISASI UKS
a. Tim Pembina
Pembinaan dan Pengelolaan UKS yang dilaksanakan dalam organisasi UKS adalah Tim Pembina dan Tim Pelaksana.
Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan ( Tim Pembina UKS Kecamatan)
Tim Pembina UKS tingkat Kabupaten ( Tim Pembina UKS Kabupaten)

Tim Pembina UKS tingkat Propinsi ( Tim Pembina UKS Propinsi)
Tim Pembina UKS tingkat Pusat ( Tim Pembina UKS Pusat)
Tugas dan Fungsi Tim Pembina UKS Kecamatan (TP UKS Kecamatan)
1. Tugas :
a. membina dan melaksanakan UKS
b. mensosialisasikan Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan UKS,
c. menyusun program, melaksanakan penilaian/evaluasi dan menyampaikan laporan kepada Tim Pembina UKS Kabupaten
d. mengkoordinasikan pelaksanaan program UKS di wilayahnya.
e. membuat laporan pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan UKS pada Tim Pembina UKS Kabupaten,melaksanakan ketatausahaan Tim Pembina UKS Kecamatan
2. Fungsi :
Tim Pembina UKS Kecamatan berfungsi sebagai pembina, penanggungjawab dan pelaksana progran UKS di daerah kerjanya berdasarkan kebijakan yang ditetapkan TP UKS Kabupaten.
b. Tim Pelaksana
Sedang untuk Tim Pelaksana berkedudukan di sekolah yang merupakan pelaksana dan penanggungjawab kegiatan UKS di sekolah :

SUSUNAN TIM PELAKSANA UKS
SD/MI _____________________
PEMBINA : Lurah
KETUA : Kepala Sekolah / Kepala Madrasah
SEKRETARIS I : Guru Pembina UKS
SEKRATARIS II : Ketua Komite Sekolah/Majelis Madr
ANGGOTA :
1. Unsur Komite Sekolah
2. Petugas UKS/ Bidan (Puskesmas)
3. Unsur Guru
4. Unsur Siswa
BAGAN ORGANISASI TIM PELAKSANA UKS
(DI SEKOLAH)
PEMBINA
Lurah/Kepala De
KETUA
Kepala Sekola
Sekretaris I
Gu
Sekretaris I
ANGGOTA
1. Unsur Komite Sekolah
2. Petugas UKS Puskesmas
3. Unsur Guru
4. Unsur Siswa (Dokter Kecil, Kader Kes,OSIS)

6. LOGO UKS
7. RUANG LINGKUP UKS
Kegiatan meliputi : (TRIAS UKS)
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
8. MATERI
a. Pendidikan Kesehatan :
1. Kebersihan dan Kesehatan Pribadi
Pemberian pengetahuan cara pemelihara kebersihan dan kesehatan pribadi diharapkan peserta didik dapat meningkatkan derajat kesehatannya ke tingkat yang lebih baik.
Tujuan pendidikan kesehatan pribadi :
a. Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai masalah kebersihan perorangan, kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat.
b. Merubah sikap mental kearah positif mencintai kebersihan, berbuat dan berperilaku hidup bersih dan sehat.

c. Meningkatkan ketrampilan siswa agar mampu hidup bersih dan sehat untuk dirinya, keluarga dan lingkungan.
Upaya peningkatan kesehatan, kebiasaan hidup bersih, menyenangi kebersihan dan keserasian harus ditanamkan sejak dini.
Hal paling utama agar seorang dapat tetap dalam keadaan sehat adalah menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri, bahkan agama sangat memperhatikan kesehatan pribadi antara lain dengan aturan bersuci, makan dan minum serta keringanan beribadah bagi yang sakit.
2. Memelihara Kebersihan Pribadi
Kebersihan pangkal kesehatan, oleh karenanya setiap orang harus selalu berupaya memelihara dan meningkatkan taraf kebersihan pribadi dengan :
a. Membiasakan Hidup Bersih dan Sehat
Kebiasaan baik maupun buruk biasanya terjadi tanpa disadari oleh yang memiki kebiasaan itu karena kebiasaan merupakan hal terbentuk dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga seolah-olah telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
Contoh kebiasaan buruk : meludah / membuang sampah sembarangan, menggigit jari / benda, mengedipkan mata, merokok.
Contoh kebiasaan baik : bangun pagi, berangkat ke sekolah, berolahraga secara teratur.
Kebiasaan yang telah terbentuk dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sangat sulit untuk dirubah. Peranan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari sangat besar, maka upaya menanamkan sikap hidup bersih dan sehat sedini mungkin merupakan salah satu upaya pendidikan yang harus dilaksanakan baik di sekolah maupun dirumah.
b. Upaya mencegah penyakit
Sebagian besar penyakit telah diketahui penyebabnya, cara pencegahan, cara panularan, cara perawatan bagi penderita cara pengobatannya. Pengetahuan tersebut telah menyelamatkan dan memperpanjang hidup berjuta manusia di dunia. Tetapi keberhasilan tersebut tidak selalu dicapai dengan mudah. Menderita atau mengidap suatu penyakit selalu identik

dengan penderitaan dan sumber kerugian waktu, uang, harta benda. Bahkan bagi yang lalai penyakit yang sebenarnya dapat dihindari tetapi karena sudah terlanjur menjangkiti orang tersebut harus membayar mahal kalalaiannya bahkan mungkin sampai harus kehilangn nyawanya.
Mencegah selalu lebih mudah dan murah daripada mengobati, penting sakali mengusahakan agar setiap orang dapat melakukan usaha pencegahan seperti :
1) Memelihara dan meningkatkan kebersihan, serta menjauhkan diri dari sumber penyakit sehingga terhindar dari penularan.
2) Memeriksakan kesehatan secara teratur, sekurang-kurangnya dua kali setahun.
3) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, misal : imunisasi, makan makanan sehat bergizi sesuai kebutuhan.
4) Meningkatkan dan memelihara tingkat kesegaran jasmani dengan cara berolahraga/latihan fisik, berekreasi dan istirahat yang cukup.
c. Memelihara kesehatan pribadi
Peliharalah selalu kesehatan pribadi dengan sebaik-baiknya agar tubuh tetap sehat mulai dari pemeliharaan kasehatan kulit, kuku, rambut, mata, hidung, telinga, mulut, gigi dan pakaian.
1) Menjaga kebersihan kulit
Kulit yang sehat akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu dipelihara kebersihannya dengan mandi untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit, menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf, mengembalikan kesegaran tubuh.
Cara mandi yang baik dan benar
a) Seluruh permukaan kulit disiram dengan air bersih,
b) Seluruh permukaan tubuh / kulit disabun dan digosok untuk menghilangkan kotoran yang menempel di kulit terutama pada bagian yang lembab dan berminyak (lipatan telinga,

mata kaki, ketiak, lipatan paha, jari kaki / tangan dan muka) sampai kotoran hilang.
c) Setelah digosok dan disabun seluruh permukaan kulit / tubuh disiram dengan air bersih sampai semua sia sabun yang menempel di kulit terbung / hilang.
d) Keringkan seluruh tubuh dengan handuk pribadi yang bersih dan kering.
2) Memelihara kebersihan kuku
Kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman penyakit yang selanjutnya dapat ditularkan kepada bagian tubuh yang lain, untuk itu kuku jari kaki dan tangan harus selalu terjaga kebersihannya.
Ciri-ciri kuku yang baik :
a) Kuku tumbuh dengan baik,
b) Kuat,
c) Bersih, dan
d) Halus
Merawat kuku dapat dilakukan dengan memotong ujung kuku sampai beberapa milimeter dari tempat perlekatan antara kuku dan kulit serta potongan disesuaiakan dengan bentuk jari. Kikirlah tepi kuku yang telah dipotong agar rapi dan tidak tajam. Sebaiknya setelah dipotong kemudian dicuci, caranya : dengan air hangat, kotoran yang ada dibawah kuku dibersihkan dengan sikat sampai bersih seluruhnya setelah itu keringkan dengan lap atau handuk kecil kering dan bersih.
3) Memelihara kebersihan rambut
Memelihara kebersihan / pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan cara :
Pencucian rambut
Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung kepada :
a) Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin sering dicuci.

b) Lingkungan atau tempat berada seseorang, misal orang yang tinggal di lingkungna yang banyak debu orang tersebut harus harus lebih sering mencuci rambutnya.
c) Orang yang sering memakai minyak rambut juga harus sering mencuci rambutnya.
Cara mencuci rambut :
a) Rambut dicuci dengan menggunakan bahan pembersih seperti shampo paling sedikit dua kali seminggu secara teratur.
d) Rambut disiram dengan air yang bersih kemudian digosok dengan bahan pembersih (shampo).
e) Seluruh bagian rambut dan permukaan kulit kepala digosok dan dipijat-pijat agar kotoran yang melekat dapat terlepas dan selanjjutnya dibilas dengan air bersih.
f) Bila rambut masih terasa kotor gosok dengan bahan pembersih kembali, bilas berkali-kali dengan air bersih sampai rambut terasa bersih ( rambut terasa kesat)
g) Selanjutnya rambut dikeringkan dengan handuk yang bersih.
Pemangkasan dan penyisiran rambut
a) Untuk anak perempuan
Pada waktu-waktu tertentu (misalnya 3 atau 6 bulan sekali) rambut sebaikya dipotong atau dipangkas sesuai dengan bentuk kepala dan selera atau model yang diinginkan.
b) Untuk anak laki-laki
Pada anak laki-laki memangkas rambut 1-2 bulan sekali atau menurut keadaan. Rambut disisir dengan rapi supaya tidak kusut dan mudah dirawat.
4) Memelihara kebersihan dan kesehatan mata
a) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari

b) Sewaktu-waktu sebaiknya dibersihkan menggunakan kapas yang dibasahi boorwater 3 % atau air yang sudah dimasak. Caranya ialah dengan menyapukan kapas mulai dari pinggir terus ke arah tengah (menuju hidung). Lalkukan berulang sampai mata bersih.
c) Jangan menggosok mata dengan tangan, kain atau saputangan yang kotor atau saputangan orang lain.
d) Periksa mata satu tahun sekali ke dokter spesialis mata atau ke petugas kesehatan.
e) Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak mata dan obyek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm.
f) Biasakan makan makanan yang banyak mengandung vitamin A.
g) Berikan istirahat secukupnya bila telah melakukan pekerjaan melelahkan mata.
5) Memelihara kebersihan mulut dan gigi
Mulut termasuk lidah dan gigi merupakan sebagian alat pencernaan makanan. Mulut berupa suatu rongga yang dibatasi oleh jaringan lemak di bagian belakang berhubungan tenggorokan dan di depan ditutup oleh bibir.
Gigi terdiri dari jaringan keras terdapat pada rahang atas dan rahang bawah. Mulut dan gigi merupakan satu kesatuan karena gigi terdapat di rongga mulut. Dengan membersihkan gigi berarti kita selalu membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan yang biasa tertinggal dan yang harus diperhatikan juga diantara gigi dan sekitar gusi.
Pada waktu menyikat gigi harus diperhatikan adalah arah menyikat gigi dari gusi ke permukaan gigi selain membersiknan gigi juga untuk memijat gusi. Menggosok gigi sebaiknya dilakukan setelah makan

dan malam sebelum tidur dengan memakai sikat pribadi jangan bergantian dengan orang lain.
Sikat yang digunakan sebaiknya bulu sikat tidak keras tapi juga tidak lunak, permukaan bulu sikat rata, kepala sikat kecil, tangkai sikat gigi lurus.
6) Memakai pakaian : yang bersih dan serasi.
Pakaian yang dimaksud disini meliputi pakaian yang erat hubungannya dengan kesehatan : kemeja, baju, celana, rok termasuk pakaian dalam, kaos kaki, sepatu, sandal dll.
Pakaian berguna untuk
 melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar
 membantu mengatur suhu tubuh (pakaian tebal waktu musim dingin)
 mencegah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh (mencegah cacing tambang masuk lewat telapak kaki dengan memakai alas kaki)
Hal yang perlu diperhatikan dalam hal pakaian :
a. Pakaian hendaknya diganti
 Setiap selesai mandi
 Bila kotor atau basah karena keringat atau kena air hujan
b. Kenakan pakaian yang sesuai dengan ukuran tubuh
c. Pakaian hendaknya dibedakan sesuai keperluan antara lain :
 Pakaian rumah
 Pakaian sekolah
 Pakaian untuk keluar rumah
 Pakaian olahraga
 Pakaian untuk rekreasi, resepsi / pesta
 Pakaian tidur

d. Pakaian yang telah dipakai keluar rumah hendaknya jangan dipakai untuk tidur, karena kemungkinan terkena debu dan kotoran
e. Jangan dibiasakan memakai pakaian orang lain untuk mencegah tertular penyakit (terutama penyakit kulit)
3. Makanan yang bergizi
Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan dan perkembangan yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan.
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang biasanya diukur dengan ukuran berat (kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan. Pertumbuhan mempunyai dampak aspek fisik.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diperkirakan, sebagai hasil dari pematangan. Perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu.
Pertumbuhan pada masa anak-anak secara langsung dapat dipengaruhi antara lain oleh faktor makanan yang cukup dan keadaan kesehatan, sedangkan penyebab tak langsung adalah kecukupan makanan dalam keluarga, asuhan bagi ibu dan anak, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan.
Faktor langsung yang mempengaruhi pertumbuhan anak adalah gizi seimbang yaitu makanan yang banyak mangandung zat gizi.
Zat gizi dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan :
1. Zat tenaga (hidrat arang / tepung, lemak)
Zat tenaga disebut zat kalori karena zat ini diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan tenaga atau energi dalam bentuk kalori. Tenaga sangat dibutuhkan tubuh untuk menggerakkan alat atau organ-organ seperti jantung, paru-paru, otot dll. Sumber zat tenaga adalah makanan yang

mengandung hidrat arang atau zat tepung, zat pati atau karbohidrat. Adapun jenis makanan zat ini misal : tepung, biji-bijian, beras, ubi, umbi-umbian, ketela, roti, sagu, jagung dan gula.
2. Zat pembangun (protein)
Zat pembangun adalah zat gizi yang diperlukan tubuh untuk membangun atau pertumbuhan. Tubuh manusia terdiri dari bagian-bagian yang kecil-kecil berupa sel-sel yang hidup berkelompok membentuk organ-organ tubuh dan bekerja sesuai fungsinya. Sel-sel tersebut sebagian akan aus, rusak atau mati misal waktu kulit terluka, terkena panas yang menyengat atau terinfeksi kuman. Sel-sel yang mati dapat berbentuk kulit mengelupas atau nanah. Sel yang rusak perlu diganti dengan yang baru, agar fungsi tubuh tetap berjalan normal.
Sumber zat pembangun terutama protein atau zat putih telur.
Sumber makanan zat pembangun terdiri dari sumber nabati : kacang-kacangan (tempe, tahu dll) sumber hewani : sapi, ayam, kambing dan ikan.
3. Zat Pengatur (vitamin, mineral, air)
Zat pengatur adalah zat gizi yang berfungsi mengatur metabolisme (proses kerja tubuh). Metabolisme diibaratkan ramainya lalulintas jalan raya kalau tidak ada polantas atau lampu pengatur lalulintas tentu akan timbul kemacetan karena semua ingin mendahului. Demikain pula dengan organ-organ tubuh, sehingga terjadi sinkronisasi tugas-tugas dalam proses metabolisme tubuh. Kalau tubuh kekurangan air, akan terasa haus dan otak akan menyuruh tangan untuk mencari air. Kelompok zat pengatur adalah air, vitamin dan mineral. Sumber gizi ini banyak diperoleh dari makanan berupa sayuran dan buah-buahan.
Pengukuran pertumbuhan
Pengukuran pertumbuhan perlu dilakukan untuk menentukan apakah tubuh kembang seseorang berjalan normal atau tidak. Anak yang sehat

akan menunjukkan pertumbuhan yang optimal. Manfaat pengukuran pertumbuhan adalah :
 Sebagai bahan informasi untuk menilai keadaan kekurangan gizi baik yang akut maupun kronis.
 Memonitor keadaan kesehatan misal pada pengobatan penyakit
 Dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan
Untuk mengikuti pertumbuhan anak-anak SD/MI digunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) anak SD / MI berdasar jenis kelamin, dimana pengukuran secara rutin selama 4 bulan sekali oleh dokter kecil dan guru UKS sebagai pengawas kegiatan.(PERUBAHAN PEDOMAN : STATUS GIZI DIHITUNG DENGAN IMT : WHO 2007) revisi juli 2010
STANDAR PENILAIAN STATUS GIZI UMUR 8-18 TAHUN
BERDASAR IMT MENURUT UMUR (WHO 2007)
UMUR (Thn)
Laki-laki
Perempuan
Kurus
Normal
Gemuk
Kurus
Normal
Gemuk
6
< 13,0
13,1 - 18,4
> 18,5
< 12,7
12,8 - 19,1
> 19,2
7
< 13,2
13,3 - 18,9
> 19,0
< 12,7
12,8 - 19,7
> 19,8
8
< 13,3
13,4 - 19,6
> 19,7
< 12,9
13,0 - 20,7
> 20,8
9
< 13,5
13,6 - 20,4
> 20,5
< 13,1
13,2 - 21,4
> 21,5
10
< 13,7
13,8 - 21,3
> 21,4
< 13,5
13,6 - 22,5
> 22,6
11
< 14,1
14,2 - 22,4
> 22,5
< 13,9
14,0 - 23,6
> 23,7
12
< 14,5
14,6 - 23,7
> 23,8
< 14,4
14,5 - 24,8
> 24,9
13
< 14,9
15,0 - 24,7
> 24,8
< 14,9
15,0 - 26,1
> 26,2
14
< 15,5
15,6 - 25,8
> 25,9
< 15,5
15,6 - 27,2
> 27,3
15
< 16,0
16,1 - 26,9
> 27,0
< 15,9
16,0 - 28,1
> 28,2
16
< 16,5
16,6 - 27,8
> 27,9
< 16,2
16,3 - 28,8
> 28,9
17
< 16,9
17,0 - 28,5
> 28,6
< 16,4
16,5 - 29,2
> 29,3
18
< 17,3
17,4 - 29,1
> 30,0
< 16,4
16,5 - 29,4
> 29,5
Cara menentukan IMT :
BB (kg)
IMT =
TB(m) x TB(m)

b. Pelayanan Kesehatan :
Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya meningkatkan kesehatan (upaya promotif) dan upaya pencegahan penyakit (upaya preventif) serta upaya penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) yang dilaksanakan melalui kegiatan :
 Peningkatan Kesehatan (promotif), dilaksanakan melalaui kegiatan intra kurikuler dan penyuluhan kesehatan serta latihan ketrampilan oleh tenaga kesehatan disekolah : kegiatan penyuluhan gizi, kesehatan pribadi, penyakit menular, cara menggosok gigi yang benar, cara mengukur tinggi dan berat badan, cara memeriksa ketajaman penglihatan.
 Pencegahan (preventif) dilaksanakan melalaui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit : Imunisasi yang dilakukan oleh petugas puskesmas, pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan sederhana oleh dokter kecil, kegiatan penjaringan kesehatan (srining kesehatan) bagi siswa kelas I yang baru masuk dan pemeriksaan berkala setiap 6 bulan bagi seluruh siswa.
 Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit dan untuk meningkatkan kemamapuan peserta didik yang cedera / cacat agar dapat berfungsi normal. Kegiatan dapat berupa pengobatan ringan untuk mengurangi derita sakit, pertolongan pertama di sekolah serta rujukan medik ke puskesmas, kasus kecelakaan, keracunan atau lain kondisi yang membahayakan nyawa dan kasus penyakit khusus.
Secara garis besar kegiatan pelayanan kesehatan di SD dan MI adalah :
1. PENYULUHAN KESEHATAN
Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan secara integrasi dengan semua pihak sesuai kebutuhan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan praktis dalam rangka pemutusan rantai penularan penyakit, upaya pemeliharaan kesehatan pribadi siswa / guru yang ditekankan pada upaya

pembentukan perilaku hidup besih dan sehat, maupun lingkungan fisik sekolah untuk mendukung terciptanya suasana yang sehat dalam proses pembelajaran. Contoh kegiatan : Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pemberantasan kecacingan, pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif)
2. IMUNISASI
Setiap tahun Imunisasi dilakukan pada bulan november yang dikenal sebagai bulan imunisasi asan sekolah (BIAS). Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit difteri dan tetanus dengan imunisasi Difteri Tetanus Toxoid (DT) dan Tetanus Toxoid (TT). Semua anak SD/MI kelas I menerima imunisasi DT, siswa kelas VI menerima imunisasi TT.
3. DOKTER KECIL
Adalah peserta didik yang ikut melaksanakan sebagian usaha pelayanan kesehatan serta berperan aktif dalam kegiatan kesehatan yang diselenggarakan di sekolah.
Peserta didik yang dapat menjadi dokter kecil telah menduduki kelas IV, V, berprestasi di kelas, berwatak pemimpin, bertanggungjawab, bersih, berperilaku sehat serta telah mendapat pelatihan dari petugas puskesmas / Tim Pembina UKS.
Kegiatan yang dilakukan dokter kecil diantaranya :
a. Mengamati kebersihan dan kesehatan pribadi
b. Mengenali penyakit secara awal
c. Pengobatan sederhana
d. Menimbang dan mengukur tinggi badan
e. Memeriksa ketajaman penglihatan
f. Memeriksa kebersihan gigi
g. dll
4. P3K dan P3P

Kegiatan yang dilakukan pada PP adalah melakukan pengobatan sederhana dan PP baik pada penyakit, kecelakaan dan penanganan diare.
5. PENJARINGAN KESEHATAN
Penjaringan kesehatan dilakukan bagi siswa kelas I yang baru masuk dan hasilnya akan dimanfaatkan untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan UKS.
Inti dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah, antara lain status gizi anak, kesehatan indra penglihatan dan pendengaran yang merupakan faktor penting bagi anak dalam proses pembelajaran.
Penjaringan kesehatan dilakukan secara bertahap pada siswa sekolah yang baru masuk yaitu :
a. Tahap awal penjaringan dilakukan di sekolah oleh guru di bantu dokter kecil : pengenalan gejala sederhana, baik melalui pengamatan maupun wawancara dengan siswa dan orangtua mereka.
b. Tahap berikutnya dilakukan oleh tenaga paramedis dengan prosedur cara pengamatan.
c. Tahap ketiga penjaringan kesehatan dilakukan oleh dokter dan akan jelas memisahkan kasus yang telah diseteksi pada tahap pertama dan kedua untuk menetapkan tindak lanjut penanganan kasus.
6. PEMERIKSAAN BERKALA
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh petugs kesehatan, guru UKS, dokter kecil kepad seluruh siswa dan guru setiap 6 bulan, untuk memantau, memellihara serta meningkatkan status kesehatan mereka.
Kegiatan yang dilakukan berupa penimbangan BB, pengukuran TB, pemeriksaan ketajaman penglihatan dan pendengaran oleh guru UKS dengan dokter kecil, pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan.
7. PENGAWASAN WARUNG SEKOLAH
Untuk terselengggaranya warung sekolah/kantin yang sehat tentunya harus didukung oleh pengetahuan dan ketrampilan mengenai gizi, kebersihan dll,

pembinaan ini dilakukan oleh tenaga kesehtan dan sekolah : guru UKS dan dokter kecil.
8. DANA SEHAT
Dana sehat / dana UKS adalah dana yang diperuntukkan untuk kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan UKS. Komponen pokok dari dana UKS adalah hal yang berhubungan dengan dana tersebut dan pengelolaannya.
a. Dana
Yang dimaksud dana disini adalah uang atau barang yang diterima atau dikumpulkan oleh Tim Pelaksana UKS baik dari peserta didik, komite sekolah, pemerintah maupun dari masyarakat untuk pelaksanaan program UKS di sekolah.
b. Pengelola
Pada organisasi Tim Pelaksana UKS harus ada bendahara yang bertugas melakukan pembukuan/pengelolaan dana UKS yang dicatat/dibukukan dalam buku khusus untuk pendanaan UKS
c. Pengelolaan dana UKS
Dana yang diperoleh dan digunakan oleh Tim Pelaksana UKS harus dikelola dengan baik. Untuk keperluan tersebut maka harus ditetapkan bendahara (guru atau anggota Komite sekolah) untuk menyiapkan pembukuan yang meliputi pencatatan alihan dana dan barang, bagaimana cara pertanggungjawabannya dan pelaporannya.
9. MEMANTAU KESEGARAN JASMANI
Kesegaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisisen.
Untuk mengetahui dan menilai tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilakukan dengan melasanakan pengukuran dengan tes kesegaran jasmani. Dengan memakai instrumen Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.
TKJI untuk kelompok umur 6 – 9 tahun adalah :
1. Lari 30 meter (mengukur kecepatan)

2. Gantung siku tekuk (mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu)
3. Baring duduk 30 detik (mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut)
4. Loncat tegak (mengukur tenaga explosif)
5. Lari 600 meter (mengukur daya tahan jantung paru)
TKJI untuk kelompok umur 10 – 12 tahun adalah :
1. Lari 40 meter (mengukur kecepatan)
2. Gantung siku tekuk (mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu)
3. Baring duduk 30 detik (mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut)
4. Loncat tegak (mengukur tenaga explosif)
5. Lari 600 meter (mengukur daya tahan jantung paru)
10. UKGS
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah pelayanan kesehatan gigi yang dikerjakan oleh petugas kesehatan yang terdiri dari tiga macam pelayanan :
a) UKGS Tahap I : pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mengadakan kegiatan menggosok gigi masal minimal untuk kelas I,II,III dibimbing guru dengan memakai pasta gigi mengandugn fluoride minimal sekali sebulan.
b) UKGS Tahap II : UKGS tahap I ditambah penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru, pelayanan medik dasar atas permintaan dan rujukan bagi yang memerlukan
c) UKGS Tahap III : UKGS tahap II ditambah pelayanan medik dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan untuk kelas I,III,V dan VI

c. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat :
Pengertian dari lingkungan sekolah sehat adalah meliputi lingkungan fisik, mental dan sosial dari sekolah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan sehingga dapat mendukung untuk tumbuh kembangnya perilaku hidup sehat secara optimal.
1. Aspek Fisik
Aspek bangunan sekolah, peralatan sekolah, perlengkapan sanitasi yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan pemeliharaan serta pengawasan kebersihannya meliputi :
a. Penyediaan air bersih
b. Pemeliharaan penampungan air bersih
c. Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
d. Pemeliharaan WC / Kamar Mandi
e. Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan, ruang serbaguna, ruang olahraga, ruang UKS, ruang laboratorium, ruang ibadah
f. Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah (termasuk penghijauan sekolah)
g. Pengadaan dan pemeliharaan warung / kantin sekolah
h. Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.
2. Aspek Mental
Melalui usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan dengan meningkatkan pelaksanaan konsep ketahanan sekolah (7K) sehingga tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan yang erat antar sesama warga sekolah :
a. Bakti sosialmasyarakat sekolah terhadap lingkungan
b. Perkemahan
c. Darmawisata
d. Musik, olah raga
e. Kepramukaan, PMR, Kader Kesehatan
f. Lomba Kesenian dan olahraga

KETENTUAN LINGKUNGAN SEKOLAH YANG BERSIH DAN SEHAT
1. Gedung
a. Bersih tidak ada kotoran dan sampah
b. Lantai, meja, dinding dan langit-langit bersih
c. Dinding dan sarana belajar tidak dicoret-coret
d. Ventilasi baik, tidak pengap dan lembab
e. Cahaya penerangan cukup yaitu dapat untuk membaca dan menulis tanpa bantuan penerangan lain bila cuaca terang
f. Sinar datang dari arah kanan dan kiri
g. Langit-langi dan dinding kuat dan rapi
h. Penataan ruangan rapi
2. Warung/kantin sekolah
a. Selain dari makanan gedung kantin juga harus memenuhi kriteria gedung seperti diatas.
b. Ada perabot dan peralatan warung yang sesuai kebutuhan
c. Ada tempat pembuangan sampah dan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan dan berfungsi baik
d. Makanan dan minuman yang disajikan bersih, bergizi dan memnuhi syarat kesehatan serta penyajian menarik
e. Jauh dari wc, jamban dan tempat penampungan sampah sehingga bebas dari gangguan bau yang kurang sedap
3. Sumber air bersih, air minum
a. Jarak tempat pembuangan sampah, air limbah dan kakus minimal 10 meter
b. Air memenuhi syarat kesehatan jernih, tidak berbau, tidak berwarna dll
c. Tersedia air minum yang sudah dimasak dalam jumlah yang cukup
4. Tempat cuci tangan
a. Bersih, tidak kotor dan tidak berlendir
b. Terbuat dari bahan anti karat dan mudah diberihkan
c. Dilengkapi dengan sabun dan lap tangan
d. Jumlah sesuia dengan kebutuhan( 1 tempat cuci tangan tiap kelas)

5. Kamar mandi, jamban dan peturasan
a. Bersih, tidak nampak kotoran
b. Lantai tidak tergenang air dan tidak licin
c. Tidak menimbulkan bau yang tidak sedap
d. Dinding kamar mandi bersih tidak dicoret-coret
e. Bak penampungan air bersih, tidak kotor dan tidak berlumut, tidak ada jentik nyamuk
f. Jamban, peturasan tidak tersumbat dan dapat dipakai dengan baik
g. Ventilasi baik, tidak pengap, tidak lembab
h. Cahaya dan penerangna cukup sehingga semua yang ada diruangan dapat dilihat jelas
i. Langit-langit, dinding dan pintu kuat dan rapi
j. Persediaan air bersih yang menculkkupi kebutuhan
k. Tersedia perlengkapan yang terawat baik, bersih dan tidak membahayakan (gayung tidak terbuat dari kaleng yang tajam dan berkarat)
l. Jumlah memadai
m. Tersedia alat dan bahan pembersih
6. Pembuangan sampah
a. Tersedia tempat pembuangan sampah di setiap ruangan
b. Tersedia bak / tempat penampungan sampah yang memenuhi syarat kesehatan antara lain : bebas lalat dan serangga, dapat menampung sampah dengan bak, tidak menimbulkan bau letaknya jauh dari gedung sekolah (kelas, warung sekolah)
c. Tempat pembuangan sampah dan air limbah tidak dekat dengan sumber air bersih ( jarak minimal 10 meter)
7. Pembuangan air limbah
a. Ada saluran air hujan dan air limbah yang lancar dan tidak tergenang
b. Air limabh tidak mencemari sumber air bersih
c. Tempat penampungan air limbah tidak menimbulkan bau, tidak menjadi sarang nyamuk dan letaknta jauh dari sumber air bersih( jarak minimal 10 meter) dari gedung sekolah

8. Halaman
a. Tidak ada genangan air dan tidak berdebu
b. Bebas dari bangunan, benda, tanaman yang berbahaya
c. Ada tanaman perindang penghijauan dan tanaman hias
d. Halaman ditata dengan baik, bersih indah dan serasi
e. Ada bagian yang dipergunakan untuk upacara bndera, senam dan bermain
f. Ada saluran pembuangan air yang berfungsi baik
9. Pagar sekolah
a. Pagar dapat melindungi seluruh sekolah
b. Pintu pagar berfungsi dengan baik
c. Pagar terbuat dari bahan baku atau tumbuhan yang kuat
d. Pagar terawat baik, bersih dan serasi
10. Kebun sekolah
a. Kebun ditanami dan ditata secara teratur, bersih dan rapi
b. Dapt dimanfaatkan sebagai tempat petrnakan, perkebunan, perikanan, tanaman produktif dan apotik hidup
c. Dipergunakan sebagai sarana pembelajaran
d. Tidak terdapat benda-benda dan tanaman yang membahayakan
e. Tidak menjadi sarang nyamuk
Juga dilaksanakan program PHBS pada tatanan pendidikan :

PHBS TATANAN PENDIDIKAN
1. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
2. Menggunakan air bersih, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
3. Lingkungan sekolah dalam keadaan bersih, pengelolaan sampah dan bebas jenting
4. Tersedia UKS dan pemeriksaan kesehatan secara berkala
5. Menjadi anggota dana sehat
6. Tidak merokok
7. Adanya siswa yang menjadi dokterkecil/kader kesehatan
8. Tersedianya kantin/warung sekolah yang sehat.
(ada form pemetaannya : konfirmasi ke Puskesmas)
SEKOLAH PROMOSI KESEHATAN (HEALTH PROMOTING SCHOOL)
Menurut WHO, terdapat 6 ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat menjadi sekolah yang mempromosikan / meningkatkan kesehatan, yaitu :
1. Melibatkan semua pihak yang berkaiatan dengan masalah kesehatan sekolah, yaitu perseta didik, orangtua, tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan.
2. Berusaha keras menciptakan lingkungan sehat yang aman, meliputi :
a. sanitasi dan air yang cukup,
b. bebas dari segala macam bentuk kekerasan,
c. bebas dari pengarus negatif dan Penyalahgunaan zat-zat berbahaya,
d. suasana yang mempedulikan pola asuh, rasa hormat daan percaya,
e. pekarangan sekolah yang aman, dan dukungan masyarakat yang sepenuhnya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
a. Kurikulum yang mampu maningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap kesehatan, serta dapat mengmbangkan berbagai ketrampilan hidupvyang mendukung kesehatan fisik, mental, sosial,
b. Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru dan orangtua.

4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan kesehatan disekolah yaitu :
a. Penjaringan, diagnosa dini, pemantauan perkembangan, imunisasi serta pengobatan sederhana,
b. Kerjasama dengan puskesmas setempat,
c. Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan keamanan makanan
5. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya disekolah untuk mempromosikan / meningkatkan kesehatan yaitu :
a. Kebijakan yang didukung oleh seluruh staf sekolah termasuk mewujudkan proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah,
b. Kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk seluruh siswa,
c. Kebilakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan.
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan :
a. Memperhatikan adanya masalah-masalah kesehatan masyarakat, dengan :
b. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat.
c. Dapat dikatakan suatu sekolah dinyatakan sebagai “Health Promoting School” atau “Sekolah Promosi Kesehatan” adalah apabila seluruh program UKS dilaksanakan dengan baik pada sekolah tersebut.